Rabu, 04 Januari 2012

PENGAMBILAN SAMPEL PADA KROMATOGRAFI

engambilan sampel merupakan masalah yang sangat penting dalam analisis kimia sebab untuk mengetahui kadar atau konsentrasi suatu senyawa tertentu dalam sampel, hanya dilakukan terhadap se-jumlah kedl sampel. Oleh karena itu, cara pengambilan sampel yang salah meskipun metode analisisnya tepat dan teliti hasilnya tidak akan memberikan petunjuk yang benar mengenai sifat (dalam hal ini kadar) yang akan diselidiki. Meskipun demikian, masalah ini seringkali kurang mendapat perhatian dari seorang analis disebabkan para analis sudah terbiasa menerima sampel yang langsung dianalisis*2'.
Aturan umum yang pasti mengenai cara pengambilan sampel dan t»erapa besarnya sampel yang harus diambil tidak dapat dirumuskan secara umum sebab cara pengambilan sampel sangat tergantung pada sifat dan jumlah bahan yang dianalisis. Cara pengambilan sampel zat padatakanberbedadengan cara pengambilan zat cair, dan akan berbeda pula dengan zat gas. Namun, pada prinsipnya sampel yang dianalisis harus bersifat representatif, artinya sampel yang akan dianalisis benar-benar mewakili populasinya"'.
Berdasarkan prinsip ini dikenal dua macam cara pengambilan sampel dalam analisis kimia yaitu:
1. Pengambilan sampel random (cuplikan random, cuplikan acak)
Cara pengambilan sampel ini dilakukan terhadap bahan yang serba sama (homogen) atau dianggap serba sama. Misalnya larutan sejati, batch tablet, ampul dan sebagainya.
Serbuk sampel yang diterima analis untuk dianalisis harus dianggap bukan sampel yang homogen. Untuk dapat disampel secara random, harus teriebih dahulu digerus secara homogen. Begitu puia larutan/suspensi harus digojog sampai homogen, baru dilakukan pengambilan sampel secara random.
2. Pengambilan sampel representative
Sampel yang dikirim ke laboratorium analisis untuk dilakukan pengujian harus representatif untuk menghindari resiko adanya hasil analisis yang keluar dari spesifikasi yang ditentukan. Cara ini dilakukan jika bahan yang akan dianalisis tidak homogen. Dalam hal ini, sampel harus diambil dari bagian-bagian yang berbeda-beda dari setiap wadah (bagian atas, tengah, bawah, samping, dan sebagainya). Masing-masing sampel harus dicampur homogen kemudian sampel diambil secara random untuk dianalisis*21.

Sumber :
Rohman, Abdul. 2009. Kromatigrafi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar