Banyak dan macamnya pekerjaan yang diperlukan untuk melaku-kan validasi suatu metode analisis bervariasi tergantung pada tujuan metode yang akan digunakan. Aktivitas validasi harus diorganisasi se-hingga percobaan-percobaan yang direncanakan bersifat komplemen dengan metode yang diinginkan. Suatu metode analisis untuk meng-amati adanya pengotor-pengotor {impurities) atau produk degradasi dalarn suatu produk akhir obat, harus menentukan nilai batas detek-si (limit of detection, LOD) dan batas kuantifikasi (limit of quantiftcaion, LOQ); karena adanya suatu fakta bahwa senyawa-senyawa pengotor dan hasil degradasi biasanya berada dalam jumlah sekelumit (trace ele ments). Meskipun demikian, untuk uji senyawa aktif farmasetik (Active Pharmaceutical Ingredients, API), maka tidak disyaratkan untuk menen tukan nilai LOD dan LOQ, karena metode analisis untuk API tidak dituju-kan untuk analisis senyawa pada konsentrasi rendah.
Baik USP maupun International Conference on Harmonization (ICH) telah memperkenalkan bahwa tidak selamanya parameter untuk mengevaluasi validasi metode harus diuji. USP dan ICH membagi metode-metode analisis ke dalam kategori-kategori yang terpisah, yaitu:
1.Penentuan kuantitatif komponen-komponen utama atau ba-han aktif
2.Penentuan pengotor (impurities) atau produk-produk hasB degradasi
3.Penentuan karakteristik-karakteristikkinerja
4.Pengujian identifikasi
Untuk uji kategori I, evaluasi nilai LOD dan LOQ tidak begitu penting karena komponen utama atau bahan aktif pada umumnya berada dalam jumlah yang besar. Pengujian kategori II dapat dibagi lagi menjadi 2 sub-kategori, yaitu analisis kuantitatifdan uji batas. Jika yang diharapkan adalah informasi kuantitatifnya, maka parameter LOD tidak begitu penting, tetapi parameter yang lain dibutuhkan. Keadaan yang berlawanan berlaku untuk uji batas, karena informasi kuantitatifnya tidak dibutuhkan, maka pengukuran LOD, spesifisitas, dan kekasaran sudah mencukupi.
Berikut akan diuraikan kategori uji sebagaimana terdapat dalam USPdanlCH.
1. Kategori I
Metode untuk kuantifikasi komponen mayor dalam produk obat ruahan API, termasuk senyawa-senyawa pengawet dalam produk akhirobat, diklasifikasikan dalam kategori 1. Metode uji dan keseragaman kandungan masukdalam kategori ini. Metode kategori I menunjukkan bahwa klaim kandungan produk obat memenuhi persyaratan yang dikehendaki. Metode-metode pengujian biasanya dilakukan dengan menggunakan sampel komposit (misalkan 20 sampel), sementara penentuan keseragaman kandungan dilakukan dengan satu unit sampel sediaan obat.
Analisis sekelumit tidak disyaratkan pada uji keseragaman kandungan ini, karenanya penentuan LOD dan LOQ dalam uji ini tidaklah penting. Meskipun demikian, nilai LOD dan LOQ penting dilakukan jika penentuan keseragaman kandungan terhadap suatu produk obat yang mengandung zat aktif kedua yang mempunyai kandungan relatif 0,5 % atau lebih kecil terhadap kandungan zat aktif mayor.
2. Kategori II
Metode kategori II ditujukan untuk menentukan pengotor/ penganggu {impurities) dalam ruahan obat {bulk), produk-produk degradasi dalam produk obat akhir atau dalam poses pembersihan {cleaning process). Metode ini lebih lanjut dibagi menjadi 2 yaitu ke dalam uji kuantitatifdan uji batas {limit test).
a. Kuantitatif
Penentuan pengotor {impurities) dan produk-produk degradasi melibatkan analisis sekelumit yang mana komponen-komponen ini berada pada level kurang dari 1 % terhadap konsentrasi senyawa aktif obat atau dari klaim label yang tertera dalam produk akhir obat. Semua parameter yang dibutuhkan untuk diuji pada kategori I dan nilai LOQ harus ditentukan untuk metode-metode jenis ini. Metode-metode pembersihan {cleaning method) merupakan suatu kasus khusus yang mana metode ini dapat dimasukkan ke dalam uji kuantitaifataupun ke dalam uji batas.
b. Uji batas {limit test)
Dalam kasus uji batas, tidak ada proses kuantifikasi yang terlibat. Sampel dikerjakan terhadap standar yang disiapkan pada level tertentu. Respon sampel ditentukan baik di atas atau di bawah jumlah standar; dan hasilnya dinyatakan apakah memenuhi atau tidak terhadap spesifikasi yang ditentukan. Nilai LOQ tidak diperlukan pada jenis metode ini, akan tetapi nilai LOD diperlukan. Spesifisitas merupakan parameter lain selain ruggedness yang diperlukan untuk validasi jenis metode ini, meskipun akurasi dan kisaran mungkin juga ditentukan tergantung pada sifat metode.
3. Kategori III
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan karakter-istik kinerja produk akhir jatuh pada kategori III. Uji disolusi (tidak termasuk pengukurannya) dan uji-uji pelepasan obat merupakan contoh metode yang masuk kategori ini. Presisi merupakan para meter yang dipersyaratkan untuk kategori III ini, meskipun para meter-parameter validasi yang lain juga dapat ditentukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
4. Kategori IV
Uji identifikasi {identification test) dalam kategori IVhanya mem-butuhkan uji Spesifisitas untuk validasinya
Sumber :
Rohman, Abdul. 2009. Kromatigrafi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar